Oleh : Deden Fachmi Ridwan
Statistik yang dirilis oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), penyandang disabilitas ada sekitar 10 persen dari populasi di dunia. 80 persen dari orang-orang ini berada di negara berkembang. adapun Kelompok-kelompok penyandang cacat seperti lanjut usia, pasien lumpuh, disabilitas netra, disabilitas daksa dan sebagainya. Namun, studi ini berfokus pada mereka yang disabilitas daksa atau lumpuh dari kaki hingga pinggang, khususnya mereka yang menggunakan kursi roda.Kelompok-kelompok ini sebenarnya mampu menjalani kehidupan yang layak jika fasilitas disediakan untuk membantu mereka independen dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Di antara masalah yang dihadapi oleh penyandang disabilitas adalah kurangnya fasilitas yang ramah penyandang disabiltas misalnya, desain saklar lampu rumah yang ditempatkan pada ketinggian 1500mm di mana situasi ini sulit bagi penyandang disabilitas , saat mereka menggunakan kursi roda, karena tinggi untuk mengangkat tangan ketika duduk di kursi roda adalah 1300mm.Masalah lain yang dihadapi oleh penyandang disabilitas, seperti kesulitan untuk mengontrol (hidup atau mati) saklar listrik yang terletak jauh dari tempat tidur mereka, karena pergerakan mereka yang terbatas dan kendala ini membuat mereka sulit mengontrol sakelar.
Gambar 1.1 Desain rancangan Interface
Perkembangan Pada umumnya perangkat-perangkat yang ada di rumah seperti lampu, tirai, pintu, kipas dan lain-lain dikendalikan oleh penghuni rumah langsung tanpa bantuan alat apapun. Dengan adanya sistem otomasi rumah berbasis IoT (Internet of Things), hal ini membantu pemilik rumah ketika menyalakan seperti lampu atau kipas dan alat-alat elektronik lainmya maupun membuka atau menutup pintu dan tirai, yang memungkinkan untuk dikontrol, dimonitor atau diakses dari jarak jauh dan dapat dikendalikan oleh pemilik rumah [2]. Dengan berkembangnya teknologi smart home, kondisi kehidupan masyarakat telah meningkat pesat. Namun, bagi Penyandang disabilitas tidak bisa mengoperasikan perangkat di rumah secara mudah dan cepat [3]
Gambar 1. 1 Pengguna kursi roda pada saat menjangkau saklar lampu [3]
Penelitian voice comannd atau Voice recognation adalah salah satu metode termudah untuk memberi perintah masukan. Selain itu, pengenalan suara adalah bentuk kontrol yang lebih dipersonalisasi, karena dapat disesuaikan dengan suara pembicara tertentu. Setelah dianalisa perihal penelitian tersebut, ada beberapa kekurangan yaitu penelitian tidak user friendly bagi penyandang disabilitas, tidak ada fitur lain jika perintah suara tidak di terima dengan baik.? Sistem yang akan dibangun berdasarkan masalah tersebut yaitu dengan terintegrasinya smart home menggunakan sensor suara yang dapat dipakai oleh untuk mempermudah penyandang disabilitas mengoperasikan perangkat di rumah secara mudah cepat dan aman.